1. NON-DIRECTIONAL RADIO BEACON
Fasilitas Navigasi jenis ini yang terpasang dalam stasiun NDB di darat,
memancarkan informasi dalam bentuk sinyal radio kesegala arah (Non
Directional). Sinyal ini akan diterima oleh pesawat terbang yang
dilengkapi dengan loop antenna sehingga penerbang dapat menentukan
posisinya (azimuth) menuju stasiun tersebut.
Pemancar ini biasanya beroperasi pada frekuensi 200 sampai 415 KHz dan
secara terus menerus memancarkan frekuensi pembawa dengan modulasi 1020
Hz, untuk identifikasi ( tanda pengenal stasiun tersebut). Identifikasi
ini dipancarkan berupa suatu kelompok kode morse yang terdiri dari 2-3
huruf dan dikirimkan dengan kecepatan rata-rata 7 kata per menit.
A. Klasifikasi NDB
Di Indonesia terpasang beberapa jenis NDB dengan kekuatan pancar yang
berbeda disesuaikan dengan persyaratan operasi bandara tersebut. Makin
besar kekuatan pancaran NDB, makin besar cakupan dari NDB tersebut.
1.Low range/ Power
Daerah cakupan/coverage range 50 NM–100 NM (Nautical Miles = 1,853 km), dengan daya pancar/output power antara 50 – 100 Watt
2.Medium Range/ Power
Daerah cakupan/coverage range 100 NM–150 NM, dengan daya pancar output Power antara 500 – 1000 Watt.
3.High Range/ Power
Daerah cakupan/coverage range 150 NM–300 NM, dengan daya pancar/ Output Power antara 2000 – 3000 Watt.
B. Fungsi dan Kegunaan NDB
NDB mempunyai beberapa macam fungsi kegunaan, yaitu :
1. Homing
Stasiun NDB diletakkan pada daerah bandara sehingga dengan
memanfaatkannya, pesawat terbang akan dapat dikendalikan menuju bandara
tersebut. Jadi sifatnya adalah untuk menunjukkan pada pesawat ke arah
mana bandara tersebut berada.
2. En-route
Disini NDB tidak dipasang pada daerah bandara yang dituju, melainkan
pada suatu tempat/check point tertentu sepanjang jalur penerbangan
(airways). Misalnya, pesawat akan akan terbang dari suatu banddara A
menuju bandara B, tetapi oleh jarak A dan B melampaui jarak jangkau NDB
sehingga ada daearah kosong, maka perlu dipasang NDB satu lagi diantara A
dan B sehingga tidak terdapat lagi daerah kosong. Dengan demikian NDB C
inilah yang akan digunakan sebagai Enroute untuk membantu pesawat dari A
menuju B.
3. Holding
Setelah pesawat berada di atas bandara dan menunggu saat mendarat,
penerbang harus menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pengatur Lalu Lintas
Udara/ATC, apak ia diperkenankan segera mendarat atau tidak. Seandainya
lalu lintas penerbangan ramai, sehingga perlu menunggu giliran, maka
biasanya ATC mengharuskan pesawat untuk berputar-putar pada daerah
holding. Dalam prosedur ini ditentukan suatu titik “fix” pada daerah
holding dan ini berupa NDB (atau dapat pula suatu stasiun navigasi VOR).
4. Locator
Locator merupakan NDB Low Power yang ditempatkan diperpanjangan garis
tengah landasan guna membantu menunjukkan kepada penerbang pada saat
pendekatan/approach letak garis tengah landasan yang diperlukan untuk
pendaratan.
2. VERY HIGH FREQUENCY OMNI RANGE (V.O.R)
VOR merupakan alat bantu navigasi jarak sedang, yang bekerja menggunakan
frekuensi radio sangat tinggi (VHF / Very High Frequency), fasilitas
VOR memungkinkan pesawat menuju tujuan dengan memanfaatkan stasiun VOR
di darat tanpa tergantung dari keadaan cuaca (yaitu dengan menggunakan
bantuan instrument atau dengan bantuan autopilot). Berlainan dengan NDB,
peralatan VOR yang ada di pesawat terbang menunjukkan setiap deviasi
dalam derajat dari jalur penerbangan yang dipilih, tidak tergantung dari
heading pesawat. Penerbang dapat memanfaatkan stasiun VOR di darat pada
saat tinggal landas dengan memilih jalur penerbangan VOR dan
selanjutnya terbang menuju stasiun VOR lain.
Dengan stasiun VOR yang diletakkan sedemikian rupa, VOR dapat digunakan untuk menuntun pesawat menuju bandara.
Posisi pesawat terbang tiap saat dapat ditentukan oleh penerbang dengan
bantuan VOR dan DME atau dengan menggunakan dua stasiun VOR.
A. Manfaat VOR bagi penerbang
Perlengkapan penermia VOR di pesawat terbang mempunyai 3 macam fungsi/indikator, yaitu :
- Untuk menentukan azimuth, yaitu sudut searah jarum jam antara arah utara dari stasiun VOR dengan garis yang menghubungkan stasiun tersebut dengan pesawat terbang.
- Untuk menunjukkan deviasi kepada pilot, ya;itu apakah pesawat berada di kiri, di kanan atau tepat pada jalur penerbangan yang benar/dipilih.
- Menunjukkan apakah arah pesawat terbang menuju atau meninggalkan stasiun VOR.
B. Fungsi dan Kegunaan VOR
Seperti halnya NDB, maka VOR pun dapat dipergunakan dalam beberapa fungsi :
- Homing
- Enroute
- Holding
- Locator
C. Kunggulan VOR dibanding NDB
VOR bekerja pada bidang frekuensi VHF antara 108 sampai 117,95 MHz,
sehingga informasi yang dipancarkannya adalah tidak terganggu oleh
keadaan cuaca/static free, berbeda dengan NDB yang mempergunakan
frekuensi rendah /LF.
Data/informasi navigasi berupa bearing yang diterima di pesawat adalah
sama sekali tidak tergantung dari posisi/heading pesawat terbang seperti
pada NDB.
D. VOR di Indonesia
Dewasa ini di Indonesia telah terpasang dua jenis VOR yaitu CVOR (Conventional VOR) dan DVOR (Doppler VOR).
Kedua jenis ini cara kerjanya sedikit berbeda tetapi fungsinya sama.
Hanya saja DVOR mempunyai kelebihan dibanding CVOR karena DVOR lebih
teliti/akurasinya tinggi dan tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan medan
sehingga persyaratan penempatannya lebih ringan di banding dengan CVOR.
Sudah tentu harga DVOR lebih mahal daripada CVOR, tetapi mengingat
kondisi terrain di Indonesia yang berbukit-bukit maka DVOR paling cocok
dipakai.
3. DISTANCE MEASURING EQUIPMENT
Fasilitas DME biasanya dipasang melengkapi VOR untuk memberikan informasi kepada penerbang tentang jarak pesawat terhadap DME.
Prinsip kerja DME dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sepasang pulsa dengan panjang pulsa tertentu, dipancarkan dari pesawat
terbang (disebut Interrogator) diterima oleh receiver DME di tanah.
Stasiun DME (disebut Transponder) secara otomatis kemudian memancarkan
kemabali sepasang pulsa sebagai jawaban ke pesawat terbang tersebut
tetapi pada frejuensi yang berbeda.
Wakt yang diperlukan antara perjalanan bolak-balik ini kemudian diukur
di receiver DME pesawat terbang, selanjutnya diolah menjadi bentuk jarak
(Nautical Miles) dari pesawat terbang ke stasiun di darat.
DME bekerja pada bidang Ultra High Frequency (UHF) antara 962 MHz dan
1213 MHz, sehingga pancarannyapun tidak tergantung dari keadaan
cauca/static-free.
Fungsi DME
DME biasanya di pasang pada stasiun VOR untuk melengkapinya
(komplementer) sehingga posisi pesawat terbang secara teliti dapat terus
menerus diketahui para penerbang.
(VOR memberikan informasi dalam derajat sedangkan DME memberikan
informasi jarak dalam NM, sesuai koordinat polar dalam penenttuan posisi
pesawat terbang).
DME juga dapat dipergunakan pada fasilitas navigasi udara ILS
(Instrument landing System) guna memberikan informasi jarak secara terus
menerus/tak terputus kepada penerbang pada saat pendekatan/pendaratan.
Berkomentarlah dengan bijak, menggunakan kata-kata yg sopan ConversionConversion EmoticonEmoticon